Sunday, December 29, 2013

Momen terakhir

Grand Prix Marching Brass.
sebuah ajang kompetisi dengan sejuta emosi dan miliayaran memori.

Kembali kepada saya sendiri, saya merupakan anggota PSUMB. Salah satu kompetitor aktif di ajang kompetisi ini. Saya terhadap MB (begitu saya menyingkatnya) sudah mengenal cukup dekat. Sudah 6 tahun saya ikut organisasi ini di sekolah. Berawal dari junior, crew, tuba, fieldcom hingga saya menjadi senior berbintang dua seperti sekarang. Menurut saya pribadi, GPMB lah yang telah membuat PSUMB menjadi lebih dinamis. Keseharian tanpa persiapan menuju GPMB sering terasa kering, rutin dan membosankan.
Apel Pembuka - Bassic- Lagu- Gabungan- Apel penutup- pulang.

Sebagai band sekolah, masa waktu saya sudah kadaluarsa untuk bermain di GPMB, tahun 2012 kemarin merupakan tahun terakhir bagi saya untuk tampil di GPMB. Rasanya sedih sedalam dalamnya, berhubung PSUMB hanya main 2 tahun sekali, total saya berpartisipasi di GPMB hanya 3 kali. Yang pertama sebagai crew, kedua sebagai pemain tuba dan ketiga sebagai field commander. 

Perasaan saat menjelang menuju GPMB sangatlah mendebarkan. Tiap hari latihan, tegang, bekerja keras, kadang menangis, senang bersama, push up bersama, memutuskan untuk berlomba diet, dimarahi pelatih saat latihan, jatuh saat display, mencoba kostum-bendera baru-atribut baru hingga menyiapkan mental bersama. Semua ini harus dipersiapkan dalam jangka waktu berbulan-bulan dan akan ditampilkan di GPMB hanya dalam 12 menit. Saat sedang TC (Training Camp), banyak yang ingin agar kompetisi ini cepat-cepat beres, agar tidak usah latiha dari pagi sampai malam secara intensif dan mengambil hari-hari libur kami. Persiapannya menyiksa dan kadang benar-benar melelahkan. Tetapi, saat hari perlombaan, kami semua tak rela jika hanya berada di istora senayan dalam jangka waktu beberapa jam.

Saya sangat menyukai masa-masa sebelum dan sesudah apel penutup saat TC. Setiap alat berkumpul, bercanda dan menjadi kompak bersama. Saya bisa mengenal banyak pribadi orang yang baru tanpa melihat status dan baju yang dia pakai, toh kami semua sama-sama memakai baju kaos putih gembel yang sudah basah karena keringetan. Tetapi momen-momen itu gak bisa dibeli sama sekali. Perasaan pas lagi display dan saat sedang berusaha menempatkan diri masing-masing di titik yang sesuai benar-benar tak tergambarkan. Apalagi saat menghayati lagu nya. Kami semua yang biasa bersikap individualis dalam menghadapi masa-masa sekolah yang penuh ujian dan ulangan serta karya tulis dan persiapan menuju SMA dan kuliash disatukan untuk menghadapi hal yang sama dengan melewati proses kebersamaan yang tak bisa digambarkan lagi.

Semua berpuncak pada hari GPMB, hari dimana semua perjuangan kami harus dibayarkan. Ketika kami semua berada di sekolah saat H-1, kami semua tegang sekali. Pagi-pagi sudah harus bangun dan bersiap untuk lomba. Di Istora sendiri, detik-detik yang membuat semuanya tegang yaitu ketika kami semua berada di ruang tunggu dan saat sedang berbaris menuju march in. Setiap orang berharap tidak ada yang salah dan dapat memenuhi "tugas" nya dengan sempurna tanpa salah. Ketika berada di lapangan, pikiran kosong, kami berusaha menghayati paket yang sedang kami bawakan. Dan ketika lagu terakhir selesai, rasa haru ingin menangis benar-benar memuncak.

Semua ini pernnah kami lewati dan saya juga pernah mengalaminya. Akan tetapi, kini saya tidak akan pernah merasakannya lagi. Entah kenapa saya merasa cukup sedih ketika menyadari hal itu. Menjadi penonton memang seru, tapi tidak ada yang bisa menandingi momen-momen saat menjadi pemain.

Mungkin memang bukan saatnya saya lagi untuk tampil di GPMB sebagai PSUMB, tetapi saya bersyukur saya pernah menjadi satu bagian di dalamnya.

kembali

Setiap orang butuh proses buat menjadi dewasa
salah satunya ya lewat tahap alay juga
entah kenapa setelah baca ulang blog ini, semuanya jadi jelas

kalo dulu saya cukup alay

tapi itu bukan sesuatu yang membuat saya malu ataupun takut blog ini dibaca oleh adek kelas ataupun kenalan dan saudara
saya cukup suka diri saya apa adanya, tanpa masa lalu saya g bisa seperti sekarang

entah sekian lama saya off dari dunia blogger, hari ini saya memutuskan untuk menulis kembali, menuai cerita serta kisah kehidupan saya yang membosankan, melancarkan argumen yang kadang tak masuk akal untuk dicerna masyarakat dan serangkaian kata kata mimpi dan puisi.
 intinya saya kembali
saya percaya mungkin tak banyak orang yang akan membaca blog ini, tetapi untuk saya sendiri blog ini seperti buku harian

tak apa tak ada yang membacanya, saya hanya ingin bercerita. Jika dari awal tidak peduli, tak apa, saya hanya ingin berkisah.